MENGAWETKAN
TELOR DENGAN CHITOSAN
Oleh : Wisnu
Wardhono
Telur merupakan salah satu produk hewani yang
digunakan sebagai bahan pangan sumber protein, lemak dan vitamin yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan. Sejak dikeluarkan dari kloaka, telur mengalami penurunan
mutu. Semakin lama disimpan,
penurunan mutu akan semakin
besar, yang akhimya dapat menyebabkan kerusakan atau menjadi
busuk. Penurunan mutu ini tidak
dapat dicegah, hanya dapat
diperiambat kecepatannya dengan berbagai periakuan, yang disebut
pengawetan telur segar.
Telur yang mengalami penurunan kualitas ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan antara lain putih telur yang semula kental
menjadi encer dan ketebelannya berkurang/melebar, demikian pula kuning telurnya
berubah menjadi cair atau tercampur, timbul bau busuk, bila diguncang berbunyi,
timbul keretakan atau pecah pada kulit luarnya, dan bila dimasukkan dalam air
maka akan mengapung atau melayang dipermukaan telur. Telur yang tenggelam
hingga dibawah dasar menunjukkan bahwa kondisi telur masih bagus. Apabila telur
yang digoyangkan kemudian terasa ada sesuatu atau benda yang didalamnya maka
telur itu sudah dieramni beberapa waktu dan telah terbentuk janin di
dalamnya.Telur yang melayang menunjukkan telah mengalami penurunan kualitas,
sedangkan telur yang terapung
menunjukkan bahwa kualitas telur tersebut sudah rusak.
Kerusakan
telur terbesar akibat dari mikroba
mengkontaminasi telur terutama adalah bakteri coccus gram positif maupun negatif. Tetapi bakteri penyebab
kebususkan pada telur adalah bakteri bergram negative seperti Pseudomonas,
Proteus, Serratia, Alcaligens, dan Alcaligens. Selain
itu, bakteri pathogen yang sering mengkontaminasi produk-produk makanan seperti
telur yaitu Salmonella.
Akibat
kontaminan ini daya simpan telur, khususnya telur ayam, menjadi amat pendek. Oleh karena itu perlu
diperlakukan secara khusus agar masa simpannya lebih lama, Salah satu upaya
memperpanjang kesegaran telur tersebut adalah dengan mengawetkannya. Pengawetan
telur segar sangat berguna dalam upaya mengatasi saat-saat harga telur tinggi.
Untuk itu perlu diupaya pengawetan telur yang mudah, sederhana, dan biaya yang
murah.
Salah satu usaha yang memungkinkan memperpanjang
masa simpan telur adalah melapisi telur dengan larutan Chitosan.
Chitosan
adalah modifikasi dari senyawa chitin yang banyak terdapat dalam kulit luar
hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. mempunyai nama kimia Poly
D-glucosamine ( beta (1-4) 2-amino-2-deoxy-D-glucose), Khasiat kitosan sebagai bahan antibakteri dan kemampuannya untuk
mengimobilisasi bakteri menjadikan chitosan dapat digunakan sebagai pengawet
makanan. Mekanisme yang terjadi dalam pengawetan telur yaitu :
1. Molekul
chitosan berinteraksi dengan senyawa pada permukaan cell bakteri kemudian
teradsorbi membentuk semacam layer (lapisan) yang menghambat saluran
transportasi sel sehingga sel mengalami kekurangan substansi untuk berkembang
dan mengakibatkan matinya sel.
2. Menutupi
lubang pori, sehingga lalu lalang udara/gas, bakteri maupun uap air dari dalam
maupun luar telur dihambat.
Chitosan
ini telah memenuhi standard secara mikrobiologi demikian pula ditinjau dari
segi kimiawi juga aman karena dalam prosesnya chitosan cukup dilarutkan dengan
asam asetat encer (1%) hingga membentuk larutan chitosan homogen yang relative
lebih aman. Di Amerika chitosan telah
mendapat pengesahan sebagai produk GRAS (Generally Recognised As Safe)
oleh FDA.
Diagram alir pengawetan telur dengan chitosan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar